NILAI –NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT AL-A’RAF 96-99
SKRIPSI
Diajukan Oleh:
FAJRI
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama
NIM: 210212691
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM BANDA ACEH
1429 H/2009 M
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry
Darussalam Banda Aceh Sebagai Salah Satu
Beban Studi Program Sarjana (S 1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Oleh:
FAJRI
Mahasiswa Fakultas Tarbiyah
Jurusan Pendidikan Agama
NIM: 210212691
Disetujui Oleh:
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua,
Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA Drs. Muslim Rcl, SH., M.Ag
NIP. 150 266 319 NIP. 150 299 622
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
1. Nama : Fajri
2. Tempat/Tgl Lahir : Banda Aceh /23 Desember 1981
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Agama : Islam
5. Kebangsaan/Suku : Indonesia/Aceh
6. Alamat : Jln. Gle Iniem Gampong Lamklat Kecamatan Darussalam Kabupaten Aceh Besar
7. Pekerjaan/NIM : Mahasiswa/210212691
8. Nama Orang Tua :
a. Ayah : Abdul Anzib
b. Ibu : Ramlah
c. Pekerjaan : Tani
d. Alamat : Jln. Cut Makmun Lrg. C. No. 6 Beurawe Banda Aceh
Riwayat Pendidikan :
a. Sekolah Dasar : MIN I Banda Aceh berijazah tahun 1996
b. SLTP : MTsN Banda Aceh Berijazah tahun 1999
c. SLTA : SMU Mugayatsyah Banda Aceh berijazah tahun 2002
d. Perguruan Tinggi : Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Tahun 2002 sampai sekarang
Demikianlah daftar riwayat hidup diperbuat dengan sebenarnya dan dapat dipergunakan bila perlu.
Banda Aceh, 25 Januari 2009
Penulis,
Telah Dinilai Oleh Panitia Sidang Munaqasyah Skripsi
Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry, Dinyatakan
Lulus dan Diterima Sebagai Tugas Akhir
Penyelesaian Program Sarjana (S 1)
Dalam Ilmu Tarbiyah
Pada Hari/Tanggal:
di
Darussalam – Banda Aceh
PANITIA SIDANG MUNAQASYAH SKRIPSI
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA Hanafiah, S. Ag
Anggota Anggota
Drs. Muslim Rcl, SH., M. Ag. Dra. Juairiah Umar, M. Ag
Mengetahui,
Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry
Darussalam-Banda Aceh
Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA
NIP. 150 266 319
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadhirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, nikmat dan kesempatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini, selanjutnya selawat dan salam kepada Rasulullah Saw, yang telah merubah peradaban manusia dari alam jahiliyah ke alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Dengan izin Allah SWT serta berkat bantuan dari semua pihak, penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini guna mencapai gelar sarjana pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Darussalam Banda Aceh dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Surat al-A’raf ayat 96-99”.
Keberhasilan yang telah dicapai, berkat dorongan, bantuan, saran serta nasehat dari berbagai pihak, kiranya sudah sepantasnya penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya terutama sekali kepada Bapak Prof. Dr. Farid Wajdi Ibrahim, MA selaku pembimbing pertama dan Bapak Drs. Muslim Rcl, SH.,, M. Ag selaku pembimbing kedua, sehingga skripsi terwujud sebagaimana mestinya, selanjutnya tidak lupa ucapan terima kasih kepada Dekan Fakultas Tarbiyah, Dosen/Asisten dan karyawan IAIN Ar-Raniry khususnya Fakultas Tarbiyah serta rekan-rekan seperjuangan.
Teristimewa ucapan terima kasih kepada ayahanda, ibunda dan seluruh keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan pengorbanan serta doanya, sehingga studi dan penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih juga kepada sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
Sangatlah dirasakan bahwa skripsi ini masih banyak terdapat kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangatlah diharapkan. Akhirnya dengan menyerahkan kepada Allah SWT sambil memohon ridha-Nya, semua jasa baik dari semua pihak akan mendapat balasan yang setimpal dan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga para pembaca.
Amin Ya Rabbal ‘Alamin.
Darussalam, 10 Januari 2009
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iv
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................................................................... viii
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
B. Penjelasan Istilah ......................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 8
D. Metode Penelitian ......................................................................... 8
BAB II : PERMASALAHAN PENDIDIKAN DALAM
AL-QUR’AN .................................................................................... 10
A. Pengertian Pendidikan ............................................................... 10
B. Landasan Pendidikan ................................................................ 11
C. Bentuk-Bentuk Pendidikan Al-Qur’an ................................... 16
D. Tujuan Pendidikan dalam Al-Qur’an ...................................... 18
E. Metode Pendidikan Al-Qur’an ................................................... 20
BAB III : NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT
AL-A’RAF AYAT 96-99 .............................................................. 36
A. Nilai Pendidikan Aqidah ............................................................ 36
B. Nilai Pendidikan Ibadah ............................................................ 40
C. Nilai Pendidikan Akhlak ............................................................ 45
D. Nilai Pendidikan Muamalah ..................................................... 50
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 54
A. Kesimpulan .................................................................................... 54
B. Saran-Saran ................................................................................... 55
DAFTAR KEPUSTAKAAN ............................................................................. 56
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. SK Penetapan Pembimbing ....................................................................... 60
2. Daftar Riwayah Hidup ................................................................................ 61
ABSTRAK
Skripsi ini dibahas dengan judul “Nilai-Nilai Pendidikan dalam Surat al-A’raf ayat 96-99” yang di dalamnya membahas tentang Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu. Dengan demikian maka pendidikan memiliki karakteristik khusus, seperti masa pendidikan, lingkungan pendidikan, bentuk pendidikan dan tujuan pendidikan.. Adapun tujuan penulis membahas masalah karena mengetahui nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam surat al-A’raf yang sifatnya aqidah, ibadah dan akhlak serta muamalah, sehingga dapat dijadikan sebagai pelajaran dalam meningkatkan mutu pendidikan kepada peserta didik; untuk mengetahui keterangan surat al-A’raf ayat 96-99 yang berhubungan dengan nilai-nilai pendidikan aqidah, terutama terhadap pembicaraan tentang kejahilan manusia; dan untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan ibadah, khususnya yang berkaitan dengan kewajiban manusia untuk melaksanakan ibadah kepada Allah SWT. Untuk mencapai tujuan tersebut, maka penulis menggunakan metode diskriptif. Metode ini dilakukan pencatatan, penganalisaan serta pemecahan masalah terutama yang ada hubungannya dengan kurikulum pendidikan khususnya nilai-nilai dalam surat al-A’raf ayat 96-99. Dalam menentukan bobot data tersebut penulis melakukan kritik yang sifatnya intern maupun exstern. Setelah dilakukan penelitian, maka penulis menemukan fakta bahwa nilai-nilai pendidikan yang termaktub dalam surat al-A’raf menerangkan tentang kejadian manusia di dunia, yang pada akhirnya manusia akan dimintai pertanggung jawabannya terhadap apa yang telah dilakukannya di dunia ini. Nilai ibadah dalam surat al-A’raf dinyatakan bahwa manusia dianjurkan untuk melaksanakan ibadah kepada Allah, sebab dengan ibadah itu menusia akan menemui kebahagiaan di dunia dan akhirat. Nilai pendidikan akhlak di sini menusia dituntut untuk mengamalkan akhlak sebagaimana yang dipraktekkan oleh Rasulullah, yaitu melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu.[1] Dengan demikian maka pendidikan memiliki karakteristik khusus, seperti masa pendidikan, lingkungan pendidikan, bentuk pendidikan dan tujuan pendidikan.
Pada dasarnya pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, hal ini disesuaikan dengan misi dan visi pendidikan yaitu: pertama, meningkatkan pemerataan dan perluasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan sekaligus peningkatan mutu. Kedua, pengembangan wawasan persaingan dan keunggulan, bangsa Indonesia pada khususnya dan dunia pada umumnya. Ketiga, mendorong terciptanya mendorong terciptanya masyarakat belajar. Keempat, pendidikan merupakan sarana untuk menyiapkan generasi masa kini dan masa yang akan datang. Kelima, pendidikan juga sebagai upaya untuk memperkuat jati diri bangsa dalam proses industrialisasi dan perubahan masyarakat.[2]
Dalam rangka mengisi visi dan misi pendidikan di atas maka pendidikan memerlukan aspek-aspek[3] antara lain:
1. Pengetahuan (knowledge): yaitu kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya seorang guru mengetahui cara melakukan indentifikasi kebutuhan belajar dan bagaimana melakukan pembelajaran terhadap pesereta didik sesuai dengan kebutuhan.
2. Pemahaman (understanding): yaitu kedalam kognitif dan apektif yang dimiliki oleh individu. Misalnya seorang guru yang akan melaksanakan pembelajaran harus memiliki pemahaman yang baik tentang karakteristik dan kondisi peserta didik, agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efesien.
3. Kemampuan (skill): adalah suatau yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya. Misalnya kemampuan guru dalam memilih, dan membuat alat peraga sederhana untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik.
4. Nilai (valiu): adalah suatu standar prilaku yang telah diyakini dan secara psikologi telah menyatu dalam diri seseorang. Mislanya standar prilaku guru dalam pembelajaran (kejuruan, keterbukaan, demokrasi dan lain-lainnya).
5. Sikap (atitute): yaitu perasaan (suka, tidak suka, senang tidak senang) atau reaksi terhadap suatu rangsangan yang datang dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis ekonomi, perasaan terhadap kenaikan gaji dan sebagainya.
6. Minat (interest): adalah kecendrungan seseorang untuk melakukan sesuatu perbuatan. Misalnya minat untuk mempelajari atau melakukan sesuatu.
Dari aspek-aspek di atas maka pendidikan Islam mencakup, materi didikannya, filsafatnya, sejarahnya. Kelembagaannya, sistemnya dan dari segi kedudukannya sebagai sebuah ilmu. Dari segi aspek meteri didikanya, pendidikan Islam sekurang-kurangnya mencakup pendidikan fisik, akal, agama (aqidah dan syari'ah), akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan sosial kemasyarakatan.[4] Berbagai aspek meteri yang tercakup dalam pendidikan Islam tersebut terdapat dalam al-Qur'an dan al-Sunnah serta pendapat para ulama. Karena itu materi pendidikan Islam pada prinsipnya ada dua, yaitu materi didikan yang berkenaan dengan masalah keduniaan dan meteri didikan yang berkenaan dengan masalah keakhiratan. Hal ini didasarkan pada kandungan ajaran Islam yang mengajarkan kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.[5]
Kebahagiaan dunia dan akhirat tercapai dengan baik melalui pendidikan terutama pendidikan aqidah, ibadah dan akhlak yang konsep ini terdapat dalam al-Qur'an. Khususnya dalam surat al-A’raf, karena surat ini menerangkan pembagian manusia di akhirat kepada tiga golongan: golongan kanan, golongan kiri dan golongan orang-orang yang lebih dahulu beriman dan diterangkan pula bagaimana nasib masing-masing golongan itu.
Menyangkut dengan nasib tersebut sangat tergantung keimanan mereka. Persoalan keimanan, pada kenyataannya telah menjadi standar kurikulum[6] dalam lembaga pendidikan terutama pendidikan Agama Islam. Karena pendidikan Islam adalah proses penyampaian informasi dalam rangka pembentukan insan yang beriman dan bertaqwa agar manusia menyadari kedudukan, tugas, dan fungsinya di dunia ini baik sabagai abdi maupun khalifah yang selalu memelihara diri dengan Allah, manusia dan lingkungannya.[7] Dengan demikian pemantapan keimanan peserta didik dapat dilakukan dengan mengajarkan kepada mereka materi nilai-nilai pendidikan, terutama yang terdapat dalam surat al-A’raf.
Oleh karena itu, secara garis besar, konsep pendidikan yang terkandung dalam pembahasan surat al-A’raf adalah sebagai berikut:
a. Hubungan manusia dengan Allah SWT.
Hubungan vertikal antara manusia dengan Khaliknya mencakup dari segi aqidah yang meliputi: iman kepada Allah, iman kepada malaikat-malaikat-Nya, iman kepada kitab-kitab-Nya, iman kepada rasul-rasul-Nya, iman kepada hari akhir, dan iman kepada qadha qadar-Nya.[8]
b. Hubungan manusia dengan manusia.
Materi yang dipelajari meliputi: akhlak dalam pergaulan hidup sesama manusia, kewajiban membisaakan berakhlak yang baik terhadap diri sendiri dan orang lain, serta menjauhi akhlak yang buruk.[9]
c. Hubungan manusia dengan alam sekitarnya.
Materi yang dipelajari meliputi akhlak manusia terhadap alam lingkungannya, baik lingkungan dalam arti luas, maupun makhluk hidup selain manusia, yaitu binatang dan tumbuh-tumbuhan.[10]
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis perlu menetapkan permasalahan penelitian yaitu
1. Bagaimana nilai-nilai pendidikan aqidah yang terkandung dalam surat al-A’raf ayat 96-99?
2. Bagaimana nilai-nilai pendidikan ibadah yang terkandung dalam surat al-A’raf ayat 96-99?
3. Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-A’raf ayat 96-99?
B. Penjelasan Istilah
Untuk memperjelas istilah dalam judul skripsi ini serta menghindari kesalahfahaman, maka perlu diuraikan pengertian istilah yang dirasa perlu, yaitu:
- Nilai
- Pendidikan
- Al-A’raf
1. Nilai
Nilai dalam bahasa Indonesia diartikan dengan sesuatu yang harus dihargai.[11] Sedangkan menurut Hassan Shadily memberikan pengertian nilai adalah “sesuatu barang atau materi yang perlu diberikan nilai atau harga”.[12]
Adapun nilai yang penulis maksudkan dalam pembahasan skripsi ini sesuatu yang perlu diberikan penghargaan khususnya dalam kaitannya dengan permasalahan pendidikan yang termuat dalam surat al-A’raf.
2. Pendidikan
Dari segi bahasa pendidikan bermakna perbuatan (hal, cara dan sebagainya) mendidik dan berarti pula pengetahuan tentang mendidik, atau pemeliharaan (latihan-latihan dan sebagainya) badan, batin dan sebagainya.[13]
Dalam bahasa Inggris pendidikan indentik dengan education atau educe berarti pendidik[14] Educe berarti menghasilkan dan mengembangkan, mengacu kepada segala sesuatu yang bersifat fisik dan material, yang meliputi spesies hewan dan tidak terbatas pada hewan yang berakal atau manusia.[15]
Istilah pendidikan dalam pendidikan Islam disebut al-ta'lim. Al-Ta'lim biasanya diterjemahkan dengan pengajaran. Pendidikan juga disebut dengan al-ta'dib. Al-ta'dib secara etimologi diterjemahkan dengan perjamuan makan atau pendidikan sopan santun.[16] Sedangkan al-Ghazali menyebutkan pendidikan dengan sebutan al-riyadhat. Al-riyadhat dalam arti bahasa diterjemahkan dengan olah raga atau pelatihan.[17]
Istilah pendidikan yang dimaksudkan penulis adalah proses edukatif yang mengarahkan kepada pembentukan akhlah mulia dan kepribadian menurut nilai-nilai agama Islam.
3. Al-A’raf
Surat al-A’raf terdiri dari 206 ayat, surat ini termasuk golongan surat Makkiyah. Dinamai dengan al-A’raf (tempat tertinggi) diambil dari perkataan "al-A‘raf". Surat al-A’raf menerangkan tentang keadaan hari kiamat, balasan yang diterima oleh orang-orang mukmin dan orang kafir. Kemudian diterangkan penciptaan manusia, tumbuh-tumbuhan dan api, sebagai bukti kekuasaan Allah dan adanya hari berbangkit.
Secara bahasa al-A’raf berarti tempat yang tinggi. Dinamai tempat tertinggi dengan (الأعرف) karena surat al-A’raf menerangkan tentang kejadian atau peristiwa yang terjadi pada hari pembalasan. Dinamai peristiwa, karena kejadiannya sedemikian jelas dan pasti, sehingga walaupun tidak dijelaskan peristiwa apa, itu, seharusnya manusia telah mengetahuinya. [18]
C. Tujuan Pembahasan
Tujuan pembahasan skripsi ini adalah:
- Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan aqidah yang terkandung dalam surat al-A’raf ayat 96-99?
- Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan ibadah yang terkandung dalam surat al-A’raf ayat 96-99?
- Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-A’raf ayat 96-99?
D. Metode Pembahasan
Untuk mengumpulkan data yang diperlukan dalam penulisan Skripsi ini, penulis mengadakan penelitian kepustakaan (Library Reseach). Studi kepustakaan yakni menelaah atau membaca buku-buku ilmiyah yang ada hubungannya dengan objek pembahasan Skripsi ini, guna dijadikan sebagai kerangka tempat berpijak mengenai pendidikan terutama nilai-nilai yang terkandung dalam surat al-A’raf. Data-data tersebut berbentuk preliminer, primer dan sekunder.
Dalam pembahasan skripsi ini, penulis mengunakan, metode diskriptif. Metode ini dilakukan pencatatan, penganalisaan serta pemecahan masalah terutama yang ada hubungannya dengan kurikulum pendidikan khususnya nilai-nilai dalam surat al-A’raf. Dalam menentukan bobot data tersebut penulis melakukan kritik yang sifatnya intern maupun exstern. Kritik intern menanyakan "apakah data itu identik adalah data tersebut akurat dan relevan. "Sedangkan kritik exstern menanyakan apakah data atau sumber itu otentik.[19]
Di samping itu sebagai pedoman dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan buku Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiyah Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry Banda Aceh tahun 2002. Untuk mengetahui terjemahan ayat-ayat yang terdapat dalam surat al-A’raf penulisn menggunakan al-Qur'an dan terjemahannya terbitan Departeman Agama Republik Indonesia tahun 2002.[20]
[1]Redja Mudyahardjo Pengantar Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2001), hal. 3.
[2]Mulyana, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: Rosda Karya, 2002), hal. 17-18.
[3]Ibid., hal. 38-39.
[5]Muhammad Natsir, Capita Selecta, (Jakarta: Van Hoeve, 1954), hal. 53-61.
[6] Kurikulum berasal dari bahasa Yunani yaitu kata curir artinya pelari curire adalah tempat berpacu. Curikulum adalah jarak yang ditempuh oleh seorang pelari. Kurikulum juga diartikan sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk mendapatkan ijazah. Lihat Abudin Nata, Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2004), hal. 115.
[7]Mohammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2003). hal, 181.
[8]Hamka, Ilmu Pendidikan Agama Islam, Cet. X, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), hal. 152
[11]Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1976), hal. 345
[12]Hassan Shadily, Ensiklopedi Indonesia, Jil. IV, (Jakarta: Ikhtiar Baru Van Hoeve, 1983), hal. 117
[13] W. J. S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hal. 250.
[14]John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1996), hal. 207.
[15]Syeh Muhammad al-Nuquib al-Attas, Konep Pendidikan Dalam Islam: Suatu Rangka Pikir Pembinaan Filsafat Pendidikan Islam, terj. Haidar Bagir, (Bandung: Mizan, 1994), hal. 65.
[16]Mahmud Yunus, Kamus Arab-Indonesia, (Jakarta: YP3A, 1973), hal. 149.
[17]Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kadar Jaya, 2002), hal. 2.
[18]Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, Juz. 13, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), hal. 543.
[19]Mohammad Nazir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hal. 60.
[20]Departemen Agama Republik Indonesia, al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2002).
BAB II
PERMASALAHAN PENDIDIKAN DALAM AL-QUR’AN
A. Pengertian Pendidikan
Lapangan pendidikan identik dengan ruang lingkup pendidikan Islam, yaitu bukan sekedar proses pengajaran (face to face), tetapi mencakup segala usaha penanaman (internalisasi) nilai-nilai Islam ke dalam diri subjek didik. Usaha tersebut dapat dilaksanakan dengan mempengaruhi, membimbing, melatih, mengarahkan, membina dan mengembangkan kepribadian subjek didik. “Tujuannya adalah agar terwujudnya manusia muslim yang berilmu, beriman dan beramal salih. Usaha-usaha tersebut dapat dilaksanakan secara langsung ataupun secara tidak langsung”.[1]
Dalam bahasa Arab pendidikan diistilahkan dengan tarbiyah, istilah ini berarti mengasuh, memelihara, membuat, menjadikan bertambah dalam pertumbuhan, membesarkan, memproduksi hasil-hasil yang sudah matang. Pemahaman yang lebih rinci mengenai tarbiyah ini harus mengacu kepada substansial yaitu pemberian pengetahuan, pengalaman dan kepribadian. Karena itu pendidikan Islam harus dibangun dari perpaduan istilah 'ilm atau 'allama (ilmu, pengajaran). 'adl (keadilan), 'amal (tindakan), haqq (kebeenaran atau ketetapan hubungan dengan yang benar dan nyata, nuthq (nalar), nafs (jiwa), qalb (hati), 'aql (pikiran atau intelek), meratib dan darajat (tatanan hirarkhis), ayat (tanda-tanda atau symbol), tafsir dan ta'wil (penjelasan dan penerangan), yang secara keseluruhan terkandung dalam istilah adab.[2]
Secara keseluruhan definisi yang bertemakan pendidikan Islam itu mengacu kepada suatu pengertian bahwa yang dimaksud dengan pendidikan Islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, dan membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai dengan nilai-nilai ajaran Islam. Tujuan ini secara herarkhis bersifat ideal bahkan universal. Tujuan tersebut dapat dijabarkan pada tingkat yang lebih rendah lagi, menjadi tujuan yang bercorak nasional, institusional, terminal, klasikan, perbidang studi, berpokok ajaran, sampai dengan setiap kali melaksanakan kegiatan belajar mengajar.[3]
B. Landasan Pendidikan
Setiap usaha, kegiatan dan tindakan yang disengaja untuk mencapai suatu tujuan mempunyai tujuan landasan tempat berpijak yang baik dan kuat. Oleh karena itu pendidikan anak sebagai usaha untuk membentuk manusia, harus mempunyai landasan ke mana kegiatan dan perumusan tujuan pendidikan anak itu dihubungkan.
Landasan itu terdiri dari Al-Qur’an dan Sunnah yang dikembangkan dalam bentuk ijtihad. Kemudian landasan tersebut juga dikembangkan dan bentuk undang-undang negara yaitu UUD 1945. untuk memperjelas persoalan tersebut, maka ada baiknya penulis menguraikan dasar pendidikan anak menurut katagori masing-masing antara lain:
1. Al-Qur’an
Al-Qur'an ialah firman Allah berupa wahyu yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Muhammad saw. Di dalamnya terkandung ajaran pokok yang dapat dikembangkan untuk keperluan seluruh aspek kehidupan melalui ijtihad. Ajaran yang terkandung dalam Al-Qur'an itu terdiri dua prinsip besar, yaitu yang berhubungan dengan masalah keimanan yang disebut dengan aqidah, yang berhubungan dengan ibadah disebut syari’ah.
Ajaran-ajaran yang berhubungan dengan wahyu tidak banyak dibicarakan dalam Al-Qur'an, tidak sebanyak ajaran yang berkenaan dengan amal perbuatan. Ini menunjukkan bahwa amal itulah yang paling banyak dilaksanakan, sebab semua amal perbuatan manusia dalam hubungannya dengan Allah, dengan diri sendiri, dengan manusia sesamanya (masyarakat), dengan alam dan lingkungannya, dengan makhluk lainnya, termasuk dalam ruang lingkup amal shaleh (syari’ah). Istilah-istilah yang biasa digunakan dalam membicarakan ilmu tentang syari’at ini ialah:
a. Ibadah untuk perbuatan langsung berhubungan dengan Allah.
b. Mu’amalah untuk perbuatan yang berhubungan dengan selain Allah.
c. Akhlak untuk tindakan yang menyangkut etika dan budi pekerti manusia, baik pribadi maupun masyarakat.[4]
Pendidikan, karena termasuk ke dalam usaha atau tindakan untuk membentuk manusia, termasuk ke dalam ruang lingkup mua’amalah. Pendidikan sangat penting karena ia ikut menentukan corak dan bentuk amal dan kehidupan manusia, baik pribadi maupun masyarakat.
Di dalam Al-Qur'an terdapat ajaran yang berkenaan dengan kegiatan atau usaha pendidikan itu. Sebagai contoh dapat dibaca dalam kisah Luqman mengajari anaknya dalam surat Luqman ayat 12 sampai 19 sebagai berikut:
ولقد أتينا لقمان الحكمة أن اشكر لله ومن يشكر فانما يشكر لنفسه ومن كفر فان الله غني حميد، واذ قال لقمان لابنه وهو يعظه يابني لا تشرك بالله ان الشرك لظلم عظيم، ووصينا الإنسان بوالديه حملته أمه وهنا على وهن وفصله فى عامين ان اشكرلى ولوالديك الي المصير، وان جاهدك علي ان تشرك بى ماليس لك به علم فلا تطعمها وصاحبهما فى الدنيا معروفا واتبع سبيل من اناب الي ثم الي مرجعكم فانبئكم بما كنتم تعلمون، يبني انها ان تك مثقال حبة من خردل فتكن فى صخرة اوفى السماوات او فى الأرض يأت بهاالله ان الله لطيف الخبير، يبني اقم الصلاة وأمر بالمعروف وانه عن المنكر واصرب على مااصابك ان ذلك من عزم الامور، ولا تصعر خدك للناس ولا تمش فى الارض مرجا ان الله لايحب كل مختال فخور، وقضد فى مشيك واغضض من صوتك ان انكر الاصوات لصوت الحبير. (لقمان: ١٢-١۹)
Artinya: Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan (Allah) sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar". Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah suaramu. Sesungguhnya seburuk-buruk suara ialah suara keledai. (Q. S. Luqman: 12-19)
Cerita ini menggariskan prinsip materi pendidikan yang terdiri dari masalah iman, akhlak ibadah, sosial dan ilmu pengetahuan. Ayat lain menceritakan tujuan hidup dan nilai tentang sesuatu kegiatan dan amal saleh. Itu berarti bahwa kegiatan pendidikan harus mendukung tujuan hidup tersebut. Oleh karena itu, pendidikan Islam harus mengunakan Al-Qur'an sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai materi tentang pendidikan Islam.[5] Dengan kata lain, pendidikan Islam harus berlandaskan ayat-ayat Al-Qur'an yang penafsirannya dapat dilakukan berdasarkan ijtihad disesuaikan dengan perubahan dan perkembangan zaman.
2. Hadits
As-Sunnah ialah perkataan, perbuatan ataupun pengakuan Rasul Allah SWT. Yang dimaksud dengan pengakuan ialah kejadian atau perbuatan orang lain yang diketahui Rasulullah dan beliau membiarkan saja kejadian atau perbuatan itu berjalan. As-Sunnah merupakan sumber ajaran kedua sesudah Al-Qur'an. Seperti Al-Qur'an, As-Sunnah juga berisi tentang aqidah dan syari’ah. Sunnah berisi petunjuk (pedoman) untuk kemaslahatan hidup manusia dalam segala aspeknya, untuk membina umat menjadi manusia seutuhnya atau muslim yang bertaqwa. Untuk itu, Rasul menjadi guru dan pendidik utama. Beliau sendiri mendidik, pertama dengan menggunakan rumah Al-Arqam ibn Abi Al-Arqam, kedua dengan memanfaatkan tawanan perang untuk mengajar baca tulis, ketiga dengan mengirim para sahabat ke daerah-daerah yang baru masuk Islam. Semua itu adalah pendidikan dalam rangka pembentukan manusia muslim dan masyarakat Islam.[6]
Oleh karena itu, Sunnah merupakan landasan kedua bagi cara pembinaan pribadi manusia muslim. Sunnah selalu membuka kemungkinan penafsiran berkembang. Itulah sebabnya, mengapa ijtihad perlu ditingkatkan dalam memahaminya termasuk sunnah yang berkaitan dengan pendidikan.
C. Bentuk-Bentuk Pendidikan Al-Qur’an
Berdasarkan sifat, corak dan pendekatannya, ilmu pendidikan Islam dapat dibagi kepada empat bagian. Pertama, Ilmu pendidikan Islam yang bercorak normative-perenialis (Islamic education in normatif dan perenialis persepektive). Kedua, ilmu pendidikan Islam yang bercorak filosofis (Islamic education in filisofical persefektive). Ketiga, pendidikan yang bercorak sejarah (Islamic education in historical persepektive). Keempat, pendidikan Islam yang bercorak aplikatif, (Islamic education in applicative).[7]
Ilmu pendidikan Islam yang bercorak nornatif-perenialis adalah ilmu pendidikan Islam yang memfokuskan kajiannya pada penggalian ajaran al-Qur'an dan hadits yang berkaitan dengan pendidikan Islam yang diyakini sebagai ajaran yang pasti benar, harus diamalkan dan dinilai lebih unggul dibandingkan konsep pendidikan yang berasal dari sumber agama lain.[8]
Ilmu pendidikan Islam yang bercorak filosofis adalah ilmu pendidikan Islam yang memfokuskan kajiannya pada pemikiran filsafat Islam yang berkaitan dengan pendidikan Islam. Dengan sifatnya yang mendalam, radikal, universal dan sitematis, filsafat Islam berupaya menjelaskan konsep-konsep yang mendasar tentang berbagai hal yang ada hubungannnya dengan berbagai aspek pendidikan Islam, yaitu visi, misi, tujuan, kurikulum, bahan pelajaran, guru, murid, hubungan guru murid, proses belajar mengajar, majenen, dan aspek pendidikan lainnya dikaji secara mendalam untuk ditemukan inti gagasan yang terdapat didalamnya.[9]